Minggu, 27 Maret 2011

Menulis Tanpa Guru

M
enurut Peter Elbow, profesor bahasa dan Direktur Program menulis di University of Massachuasetts, AS, menulis tanpa guru sebenarnya bisa dilakukan. Untuk itu, yang pertama pertlu dilakukan untuk bisa menulis adalah menulis. Tuliskan apa saja yang terlintas di benak kita. Beliau memberi istilah "menulis bebas" untuk tindak menuangkan apa saja yang terlintas dalam benak melalui tulisan. Menulisa bebas adalah latihan yang bisa membantu untuk membiasakan diri menulis. dalam latihan ini, orang disarankan untuk menuangkan, dalam bentuk tulisan, apa pun yang ia pikirkan, bahkan tentang ketidakmampuannya menulis. Saat diminta menulis dan merasa buntu, orang boleh saja hanya menuliskan kebuntuannya, kebingungannya. Dalam menulis bebas, lupakan aturan, lupakan kesalahan. Tulis dan luapkan saja secara bebas.


Tentu, menulis bebas bukan akhir dari belajar menulis. Elbow juga bicara tentang proses menulis. Ibarat tanaman, bibit-bibit menulis adalah apa yang dihasilkan dalam menulis bebas. Bibit tidak diharapkan jadi bibit selamanya, ia harus tumbuh sehingga potensi-potensi teraktualisasi. Bibit diharapkan menjadi pohon yang rindang dan kokoh atau jadi perdu yang indah. Begitu pula bibit tulisaan. Hasi menulis bebas perlu ditumbuhkan menjadi tulisan yang menggugah, mencerahkan, memberi kenikmatan bagi pembacanya. Menulis dalam tahap ini, menurut Elbow, bukan cara mengirim pesan, tetapi cara menumbuhkan pesan. Sperti pohon, dari batang tulisan yang sudah dihasilkan, ranting-ranting pesan bisa ditumbuhkan. Lalu daun-saun kta menghiasinya, rimbun dan berwarna. Caranya : "baca ulang hasil tulisan itu (proofreading), tegaskan topik utama, temukan bagian-bagian yang perlu dielaborasi atau dihilangkan, tentukan alinea-alinea yang perlu diperjelas, rumuskan kalimat-kalimat yang terang, serta pilih kata-kata yang mewakili pikiran dan perasaan".

Seperti seorang apoteker atau koki, penulis perlu menggodok tulisannya. Mengutip Elbow, "Pertumbuhan adalah proses yang lebih kecil: pendidihan, penyeduhan, peragian, pembelahan atom."  Dengan menggodok, punils menggerakkan mesin penumbuh tulisan. Sebuah mesin butuh eergu untuk bekerja. Namun, energi saja tidak memadai untuk menggodok, apalagi saat energi yang dimiliki terbatas.
Bagi Elbow, penggodokan lebih cepat dipahami sebagai interaksi anatarmateri yang berbeda atau bertentangan. Penggodokan bisa sebagai interaksi antar manusia, antaride, antar kata dan ide, antara keterlibatan dan perspektif, lebih rinci lagi interaksi antarmetafora, antarmode, antara penulis dan simbol-simbol di atas kertas. Berbagai pikiran yang dipaparkan digodok dalam tulisan agar menghasilkan ide yang kuat. Ide-ide dipertemukan dan dibandingkan untuk menghasilkan tesis yang tegas. Beragam keterlibatan dan perspektif dipakai untuk menghasilkan paparan komprehensif. Lalu, berbagai metafora, metode penulisan, dan simbol diolah untuk menghasilkan kalimat-kalimat yang bernas.

Menulis tanpa guru berarti menulis secara mandiri, tidak bergantung pada keberadaan guru sebagai pemberi materi, pembingbing, pemberi umpan balik. Namun, menulis tetaplah rangkaian interaksi, baik selama penulisan maupun sesudahnya. Pesan yang termuat dalam tulisan ditujukan kepada seseorang, kepada pembaca. Pesan itu juga merupakan tanggapan terhadap pesan-pesan yang pernah diterima penulis. Keberadaan orang lain tetap menjadi syarat bagi penulisan; lebih tepatnya, berinteraksi dengan orang lain. Menulis secara mandiri bukan berarti menulis dalam situasi terisolasi. Sebaliknya, menulis secara mandiri justru mensysaratkan keterbukaan pada seorang penulis, berpikiran terbuka, berjiwa terbuka.

Apa yang dipaparkan oleh Elbow merupakan gugahan kepada pembacanya untuk menjadi penulis melalui latihan menulis secara mandiri. Menulis bebas merupakan usulan cara untuk mengatasi hambatan menulis. Dengan konsep "menulis bebas", Elbow hendak membantu orang mengatasi keengganan dan ketakutan untuk menulis. Menulis sebagai kegiatan menumbuhkan, merupakan cara Elbow membantu orang menghasilkan tulisan yang utuh dan jelas. Lalu menulis sebagai penggodokan menjadi petunjuk bagi kreasi tulisan yang matang, tuntas dan bernas.

Sekian, terima kasih..



0 komentar:

Posting Komentar